Edgar Sheffield Brightman adalah advokat personalisme Amerika terkemuka. Di Universitas Boston ia belajar di bawah bimbingan Borden Parker Bowne, filsuf pertama di Amerika yang mengembangkan posisi personalistik.

Edgar Sheffield Brightman : Biografi dan Pemikiran Filsafat

Brightman mengajar di Universitas Nebraska Wesleyan (1912–1915), Universitas Wesleyan (1915–1919), dan dari tahun 1919 di Universitas Boston, menduduki kursi profesor filsafat Borden ParkerBowne dari tahun 1925 hingga kematiannya. Dia adalah presiden Divisi Timur Filsafat Amerika Asosiasi pada tahun 1936.Brightman memahami personalisme sebagai posisi mediasi dalam filsafat.

Dengan demikian, baginya ini menggantikan pragmatisme William James dan idealisme absolut Josiah Royce, yang masing-masing, pada gilirannya, telah menariknya di awal karirnya.

Brightman juga berpendapat bahwa personalisme dapat menyelesaikan kebuntuan antara supernaturalisme dan naturalisme.

Lebih jauh, meskipun ia mengkritik positivisme karena terlalu membatasi empirisme dan meskipun ia banyak menghindari eksistensialisme, personalisme Brightman dapat dipahami sebagai upaya untuk menggabungkan pengalaman permukaan (sense) positivisme dan dimensi kedalaman (nilai) eksistensialisme dalam konsep totalitas.

Epistemologi

Brightman berpegang teguh pada dualisme epistemik dari “masa kini yang bersinar” (pengalaman langsung) dan “ketidakhadiran yang mencerahkan” (referensi).

Terus-menerus menekankan bahwa semua data primer adalah pengalaman masa kini, ia menganjurkan metode empiris yang radikal; yaitu, metode yang mempertimbangkan apa pun, kapan pun, hadir dalam kesadaran. Karena pengetahuan melibatkan referensi, itu selalu bersifat hipotetis dan tentatif.

Brightman menerima ini sebagai probabilisme yang sehat (dan bukan skeptisisme yang merusak), karena ia menemukan dalam prinsip koherensi tes referensi yang memadai (atau kriteria kebenaran).

Sangat dipengaruhi oleh dialektika Hegelian, ia memandang koherensi bukan sebagai konsistensi formal tetapi sebagai prinsip untuk menafsirkan pengalaman: pernyataan atau serangkaian pernyataan itu benar sejauh ia mengatur dan mengatur pengalaman.

Baca Juga:  John Balguy : Biografi dan Pemikiran Filsafatnya

Ontologi

Perspektif metafisik yang muncul adalah idealisme pluralistik.

Realitas adalah masyarakat orang-orang: Pribadi tertinggi (tidak diciptakan) dan orang-orang terbatas (diciptakan). Realitas bukanlah alam tetapi sejarah. Tatanan alam tidak memiliki identitas ontologis “di luar” Pribadi tertinggi; melainkan, tatanan ini adalah “perilakunya”.

Hukum logika tidak memiliki prioritas istimewa; mereka konstitutif dari pikiran tertinggi. Dalam filsafat agama, posisi ini adalah teisme idealis (bukan dualisme teologis). Tuhan adalah Pribadi yang sadar yang menciptakan pribadi-pribadi terbatas dan bekerja sama dengan mereka dalam usaha kosmik.

Pribadi manusia adalah konteks pengalaman yang mampu memiliki kesadaran diri, akal sehat, dan nilai-nilai ideal.

Kejahatan

Brightman mungkin paling dikenal luas karena perlakuan kontroversialnya terhadap masalah kejahatan.

Dia berargumen bahwa kekuasaan Tuhan dibatasi oleh kondisi nonrasional (Yang Diberikan) di dalam kodrat ilahi yang tidak diciptakan atau disetujui oleh kehendak Tuhan. Tuhan mempertahankan kendali yang konstan dan berkembang, meskipun tidak pernah lengkap, atas Yang Diberikan.