Nicola Abbagnano : Biografi,Pemikiran dan Karyanya

Nicola Abbagnano | Biografi, Pemikiran dan Karya

Biografi Nicola Abbagnano

Lahir di wilayah salerno,italia pada tanggal 15 juli 1901.
Ia adalah murid dari Antonio Aliotta  di Universitas of Naples,dan mendapat gelar dalam bidang filsafat pada tahun 1992 dengan tesisnya yang berjudul “Le Sorgenti Irrazional Del Pensierro”
Kemudian ia mulai mengajar filsafat dan sejarah di Liceo Umberto I di Naples.
Pada tahun 1917 hingga 1976 ia diangkat menjadi profesor filsafat dan pedagogi di Istituto di Magistero Suor Orsola Benincasa.
Kemudian abbagno pada tahun 1936 ia mulai mengajar sejarah filsafat dan ditetapkan menjadi salah satu guru besar di Universitas Turin.

Pasca perang dunia II ia mendirikan centro di studi metodologicy di kota turin.

Pada tahun 1950 ia mendirikan Quardeni di sociologia,kemudian pada tahun 1952 ia menjadi salah satu editor Rivista di filosofia.

Pada tahun 1964 ia mulai kontribusinya ke koran Turin La Stampa dan pada tahun 1972 ia pindah ke Milandan menghentikan kontribusinya pada La Stampa.

Tetapi mulai menulis untuk Giornale dari Indro Montanelli di kota Milan ia memegang jabatan Town Councillo, dipilih dari daftar Partai Liberal , dan juga sebagai Penasihat Budaya.

Dia meninggal pada tanggal 9 September 1990. Dia dimakamkan di pemakaman Santa Margherita Ligure.

Pemikiran Nicola Abbagnano

Pada tahun 1923,abbagnano sudah menulis pemikirannya kedalam bukunya yang berjudul “Le Sorgenti Irrazional Del Pensiero”.

Dimana dalam tersebut abbagnano nampak ingin merubah pandangan filsafat pada umumnya masa itu.

Untuk beralih kepada pembahasan yang lebih mengutamakan sekaligus menyesuaikan dengan sifat problematik yang ada pada kehidupan manusia.

Baca Juga:  Donald Davidson : Biografi dan Pemikiran Filsafat

Pemikirannya kemudian juga terlihat pada karya – karyanya selanjutnya yakni “Storia Della Filosofia”.

Eksistensialisme Positif

Kemudian ia mulai dipengaruhi oleh pemikiran – pemikiran ekstensialis jerman masa itu, seperti : Edmund Husserl,Soren Kierkegaard,Martin Heidegger,dan Karl Jaspers.

Namun hal tersebut tidak membuatnya terpengaruhi secara penuh dan membuatnya terlalu fanatis terhadap pemikiran – pemikiran mereka terutama heidegger dan jaspers.

Dimana ia mulai menulis pemikirannya dan kritik kerasnya terhadap pemikiran heidegger dan jasper dalam bukunya “La Struttura Dell ‘Esistenza”.

Dan selanjutnya ia banyak dipengaruhi pula oleh para pemikir eksistensialis perancis, seperti : Gabriel Marcel,Louis Lavelle,Rene Le Senne dan Jean-Paul Sartre.

Akan tetapi ia beranggapan bahwa kierkegaard adalah sosok eksistensialis yang paling sempurna.

Karena menurutnya sejak kehadiran kierkegaard,pemikirannya secara tidak langsung mengajarkan bagaimana caranya mengalahkan diri sendiri.

Kemudian kierkegaard yang ‘memimpin’ para eksistensialis beralih menuju permasalahan “apa yang mendasar bagi seluruh interpretasi mengenai keberadaan manusia”.

Yang kemudian oleh abbagnano ia sebut sebagai “Keunggulan Kemungkinan”.

Abbagnano juga mengelompokkan para eksistensialis ke dalam dua kelompok gerakan eksistensialis kontemporer yaitu :

  1. Eksistensialis Sayap Kiri,seperti : Heidegger,Jaspers dan Sartre.
  2. Eksistensialis Sayap Kanan,seperti : Marcel,Lavelle dan Le Senne.

Menurutnya eksistensialis sayap kiri bertujuan meniadakan keberadaan sebagai kemungkinan dengan cara mengurangi kemungkinan manusia menjadi tidak mungkin.

Sedangkan eksistensialis sayap kanan bertujuan meniadakan keberadaan dengan cara mentransformasikan kemungkinan manusia kedalam potensi yang diperlukan guna mencapai keberhasilan.

Abbagnano berpandangan bahwa walaupun kedua kelompok eksistensialis tersebut memiliki tujuan yang berbeda,namun mereka sebenarnya memiliki dasar pijakan yang sama yakni ‘kemungkinan adalah sesuatu yang tidak mungkin’ atau biasa disebut dengan Eksistensialis Negatif.

Kemudian ia mengemukakan pemikirannya sebagai alternatif baru yang kemudian ia sebut sebagai Eksistensialis Positif.

Baca Juga:  Gregorius dari Nazianzus : Biografi dan Pemikiran Filsafat

Eksistensialis positif sendiri berpijak dengan dasar ‘kemungkinan itu adalah mungkin’.

Karena ia berpandangan bahwa kemungkinan yang otentik dalam kehidupan adalah sesuatu yang akan,dapat,tetap terbuka terhadap berbagai kemungkinan.

Sehingga kemungkinan dapat menjadi mungkin secara berkelanjutan.

Salah satu sumbangan terbesarnya dalam gerakan eksistensialis adalah jasanya dalam memberikan penjabaran analitiknya mengenai konsep modalitas.

Sebagai seorang eksistensialis ia mendefinisikan keberadaan sebagai kemungkinan,dan ketiadaan sebagai non-kemungkinan dan bukan sebagai ketidakmungkinan.

Dengan kata lain manusia memiliki dua aspek kemungkinan yang konkret yakni aspek menjanjikan (Positif), dan aspek yang tidak menguntungkan (Negatif).

Etika Kemungkinan

Menurut abbagnano permasalahan mengenai nilai adalah permasalahan yang terkait dengan masalah apa ‘yang seharusnya’ dilakukan manusia.

Ia beranggapan bahwa ‘yang seharusnya’ itu adalah yang ‘mungkin’ dalam arti normatif.

Oleh karena itu moral sebenarnya adalah ‘kemungkinan’ dalam arti empiris.

Akibatnya logika kemungkinan akan berjalan seiring dengan etika kemungkinan yang bergabung menjadi satu kesatuan menjadi ‘interpretasi kemungkinan manusia’ dan perilaku manusia.

Interpretasi ini sendiri menekankan eksistensi manusia yang melibatkan kebebasan dalam semua hal.

Singkatnya abbagnano ingin menyatukan kemungkinan dan kebebasan.

Kemudian semasa jaman pencerahan baru,ia mulai dekat dengan para pemikir neo-positivistik dan neo-naturalistik amerika.

Kedekatannya ini membuat abbagnano mulai mengembangkan pemikiran eksistensialisnya dengan pemikiran empiris dan naturalistik.

Abbagnano menekankan adanya hubungan metodologis antara kemungkinan sebagai kriteria umum keberadaan dan verifikasi sebagai kriteria khusus dalam penelitan ilmiah.

Abbagnano secara tidak langsung mentransformasi eksistensialisme menjadi salah satu metodologi ilmiah.

Karya Nicola Abbagnano

  • Il nuovo idealismo inglese e americano (1927)
  • La filosofia di E. Meyerson e la logica dell’identità (1929)
  • Guglielmo d’Ockham (1933)
  • La nozione del tempo secondo Aristotele (1933)
  • Bernardino Telesio (1941)
  • Compendio di storia della filosofia (1945–1947)
  • Critical Existentialism (ed. Oleh Nino Langiulli, 1969)
  • Per o contro l’uomo (1968)
  • Fra il tutto e il nulla (1973)
  • Questa pazza filosofia (1979)
  • L’uomo progetto Duemila (1980)
  • La saggezza della vita (1985)
  • La saggezza della filosofia (1987)
  • Ricordi di un filosofo (1990)
  • Dizionario di filosofia (1961)
  • Problemi di sociologia (1959)
  • Possibilità e libertà (1956)
  • Esistenzialismo positivo (1948)
  • Filosofia religione scienza (1947)
  • Introduzione all’esistenzialismo (1942)
  • La struttura dell’esistenza (1939)
  • Le sorgenti irrazionali del pensiero (1923)
  • Il problema dell’arte (1925)
  • La fisica nuova (1934)
  • Il principio della metafisica (1936)
Baca Juga:  Filsuf - Filsuf Berdasarkan Periode Sejarah